Motivasiku
“Jangan
pernah berhenti mencoba, sebelum apa yang kamu inginkan tercapai” itulah salah
satu kalimat yang pernah di ucapkan oleh mas Bayu, dengan hanya termotivasi
oleh sebaris kata-kata itu dia mampu mewujudkan mimpinya dengan semua
kesuksesan yang kini dia dapatkan. Dia percaya oleh kata-kata pepatah yang
mengatakan “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian, bersusah-susah
dahulu bersenang-senang kemudian” dan semua itu telah dia rasakan, tidak mudah
untuk menggapai kesuksesan itu dengan berbagai masalah dan tantangan yang harus
dihadapi.
Mas Bayu adalah saudara kandungku yang selama ini membangkitkan
rasa gairah yang menggebu-nggebu dalam diriku untuk menggapai sebuah mimpi
untuk menuju sebuah kesuksesan yang gemilang, menggapai sebuah harapan dan
kesuksesan yang selama ini sudah menjadi idamanku, juga memberi tutur kata
penuh makna sehingga membuat hidupku bersemangat. Kami berasal dari keluarga
sederhana yang hidup di sebuah kota kecil di provinsi Jawa Timur, Abi dan umi
kami hanya bekerja sebagai PNS. Dan kami di didik penuh disiplin oleh kedua
orang tua kami. Mereka mendidik kami untuk selalu mandiri dalam melakukan semua
hal tanpa harus merepotkan orang lain.
***
Begitulah mas Bayu yang mulai merantau sejak aku masih
duduk di bangku sekolah dasar, seorang karyawan di salah satu bank negeri (Bank
Rakyat Indonesia) di kota Palopo, Sulawesi Selatan, nan jauh disana, sangat jauh
dari kota kelahirannya, dari sanak saudara. Dia rela merantau jauh demi
menggapai impiannya, untuk mengangkat derajat kedua orang-tua kami, dan untuk
meneruskan jejak hidupnya, Perantaun itu takkan pernah membuatnya menyesal. Pekerjaan
itu memang cita-cita mas Bayu dari sejak SMA, namun semenjak kuliah, impian itu
harus di telan hidup-hidup oleh mas Bayu, karena dia berfikir tidak akan
bekerjaa di perkantoran ataupun perbankan.
“mana
mungkin bisa seorang lulusan sarjana peternakan menjadi staf di bank? itu
sangat tidak mungkin”
Lalu,
aku melihat mas Bayu berkata seperti itu, sesak dalam dada kurasakan. Miris
sekali rasanya mendengar ucapan itu. Seakan aku merasakan kekecewaan yang di
rasakan olehnya.
Sejak
itu dia mengurungkan cita-citanya itu dan memfokuskan diri untuk menjadi
pengusaha seperti jurusan yang di ambilnya. Sejak pertama Mas Bayu menginginkan
kuliah di STAN, berharap nanti jika lulus dapat menjadi pegawai bank, ataupun
di perpajakan, namun itulah hidup ada kalanya dia beruntung dan ada kalanya dia
tidak beruntung. Bahkan dia pernah mencoba mengikuti tes CPNS juga gagal,
semenjak itu mas Bayu berfikir untuk menjadi pengusaha saja, ataupun bekerja di
salah satu pabrik peternakan. Dia sudah bersyukur karena lolos tes di
Universitas Gajah Mada, salah satu Universitas favorit di Indonesia, itu saja
sudah membuat kedua orang tuaku bangga. Namun sayang, untuk menjadi siswa di
UGM membutuhkan biaya yang tidak sedikit, membuat ayahku meminta keringanan
biaya kepada pihak universitas, dan pihak universitas pun mengabulkan jika mas
Bayu dapat menjadi asisten dosen. Oleh karena itu mas Bayu belajar dengan
sekeras tenaga untuk mendapatkan itu. Memang sungguh hebat mas Bayu. Di
Yogyakarta mas Bayu tinggal bersama saudara kami, itupun rumahnya sangat jauh
dari UGM, mas Bayu harus rela berangkat pagi dan naik bus 2 kali untuk mencapai
kampus, mau gimana lagi jika ngekos biaya tambah banyakbahkan ketika kuliah dia
mencoba untuk bekerja sampingan dengan menjual susu sapi di kampus. Dan itu
tidak membuatnya malu, karena semua itu dia lakukan untuk menghemat biaya yang
di berikan ibu setiap 2 minggu sekali. Hebatnya, mas Bayu tidak pernah cerita
ataupun meminta uang kepada ibu ketika uangnya sudah habis. Itu semua di
laluinya selama 5 tahun, dan selama itu mas Bayu tidak pernah mengeluh.
***
Setelah
wisuda, mas Bayu mencoba untuk mencari pekerjaan, inilah titik awal mas Bayu
dalam bidang karir, dia berusaha mencari pekerjaan di berbagai media, seperti
koran, internet dan berita-berita dari kawannya. Mas Bayu mencoba melamar di
berbagai tempat, mulai dari bank, perusahaan pabrik, dan PNS. Setelah beberapa
minggu mas Bayu di panggil oleh salah satu perusahaan PT Diamond Cold
Storage yaitu pabrik yang menghasilkan produk makanan dan minuman dari bahan
susu. Mas Bayu berfikir bahwa itu adalah pekerjaan yang cocok dengan jurusan
yang di ambil sewaktu kuliah, dan dia menerima pekerjaan itu.
“mungkin memang ini adalah
takdir pekerjaanku, sesuai dengan jurusan fakultasku. Aku harus menerimanya dan
berusaha menjadi pekerja yang baik.”
Akhirnya
mas Bayu memutuskan untuk bekerja di pabrik yang berada di Bandung itu, di
bagian penelitian labolatorium. Beberapa bulan mungkin berjalan dengan baik dan
mas Bayu mendapat gaji sesuai apa yang dia harapkan, namun akhirnya Mas Bayu
merasa gelisah karena harus menerima gaji sogokan dari salah satu pekerja yang
mencampurkan susu dengan zat berbahaya, mas Bayu mengetahui hal itu dan pekerja
yang melakukannya menyuruh mas Bayu bungkam dengan menyuapnya uang agar tidak
mengadu kepada atasan, karena merasa bahwa itu adalah hal yang salah, pada
akhirnya mas Bayu memilih untuk berhenti dari pekerjaan itu.
“Ibu
sangat bangga dengamu nak, walau harus diimingi oleh setumpuk harta Kejujuran
memang harus ditegakan, karena dihadapan Allah Swt. orang yang jujur lebih
mulia dari pada orang yang tidak jujur. Tetaplah berjuang di jalan Allah, doa
ibu menyertaimu.”
Itu
semua membuat ibuku sangat bangga kepada mas Bayu, karena dia telah berani
mengambil keputusan yang sangat baik walau harus kehilangan pekerjaannya.
Perkataan ibu seketika membuatku terharu biru mengusap air mata kebahagiaa,
begitu gigihnya masku dalam menghadapi kesuksesan yang tertunda ini. “Tuhan tolong
limpahkan rezeki yang banyak untuk kakakku, dan jadikanlah dia hambamu yang
selalu kau rahmati, amin.” Itulah doa yang selalu aku panjatkan untuk mas Bayu
di tengah malamku, di dalam setiap ibadahku sepanjang hari.
Setelah berhenti mas Bayu menganggur cukup lama, karena
pada saat itu mas Bayu memutuskan untuk mengikuti sekolah bahasa Inggris di
kampung Inggris selama 3 bulan, tujuannya agar mas Bayu dapat menguasai bahasa
inggris untuk memudahkan dalam mengerjakan tes-tes perusahaan yang di lamar.
Setelah selesai pendidikan, mas Bayu mencoba melamar pekerjaan di bank-bank
Indonesia, baik swasta maupun negeri. Syukurlah mas Bayu di terima di bank BNI
dan itu membuatnya bahagia karena setidaknya impian dari kecil dapat terwujud,
ketika esok akan berangkat menuju pendidikan, mas Bayu mendapat kabar bahwa
dirinya lolos tes di BRI, itu adalah hal yang paling dia impikan dari sejak
kecil. Dan kabar itu pun membuatnya sangat gembira. Begitupun dengan ayah dan
ibu.
Begitu indahnya tatapan mata mas Bayu yang berkaca-kaca di balik senyum yang mungkin memancarkan kebahagiaan yang tidak bisa di jelaskan oleh untaian kata.
Begitu indahnya tatapan mata mas Bayu yang berkaca-kaca di balik senyum yang mungkin memancarkan kebahagiaan yang tidak bisa di jelaskan oleh untaian kata.
Setelah itu mas Bayu mengikuti pendidikan training yang
nantinya akan diadakan penyaringan peserta calon staf bank BRI selama satu
tahun kedepan. Pendidikan itu di laksanakan di kota Jakarta Pusat. Itu yang
membuat mas Bayu selalu berusaha agar dapat lolos dalam penyaringan dan semua
tes. Semua itu dilakukan dengan tidak mudah karena disinilah titik berat mas
Bayu di uji oleh tuhan. Memang awalnya berjalan dengan lancar, beberapa bulan
berjalan dengan baik.
***
Siapa nyata, pada pertengahan bulan mas Bayu mengalami
keluhan-keluhan di bagian mata seperti rasa nyeri, bayangan kabur, dan pusing
saat melihat sesuatu dengan waktu yang lama, namun semua itu di abaikan oleh
mas Bayu karena dia mengira bahwa itu mungkin efek dari rabun dekat atau min.
Tetapi setelah selang waktu yang lama penyakit itu semakin menjadi bahkan
ketika melihat sesuatu saja sudah tidak jelas sama sekali. Hebatnya mas Bayu
tidak pernah mengeluh kepada ayah dan ibu jika mengalami sakit mata. Dan
setelah di periksa di salah satu dokter mata di Jakarta, ternyata sakit mata
ini bukanlah main-main, mas Bayu mengalami infeksi pada bagian retina matanya,
dan dokter memutuskan untuk mengoperasi karena jika tidak segera di tangani mas
Bayu akan mengalamami kebutaan. Semua ini membuat mas Bayu sangat sedih, bahkan
detik-detik menjelang operasi mas Bayu tidak dapat menghubungi rumah karena
masih dalam penanganan dokter. Syukurlah salah satu sahabat mas Bayu disana
menghubungi ayah. Ketika ayah mengangkat telfon dan di beritahu bahwa mas Bayu
akan dioperasi di selah satu rumah sakit di Jakarta, ayah langsung lemas bahkan
mengeluarkan air mata. Berita ini membuat keluarga kami bersedih. Ayah dan ibu
seketika langsung mengemasi barang-barang ke dalam koper dan memesan tiket bus
untuk pergi menyusul mas Bayu. Aku hanya bisa diam membisu di rumah, karena aku
yang harusnya ikut tidak diperbolehkan oleh ayah dan ibu. Semua ini membuatku
amat teramat sedih, “bagaimana tidak ? sodara darah dagingku sedang terbujur
kaku di ruang operasi, namun aku tidak dapat melihatnya. Sodara macam apa aku
ini.”
Setelah ayah dan ibuku pergi, aku hanya bisa termenung di
rumah sembari menunggu telefon dari ayah, berharap mengetahui perkembangan
tentang mas Bayu dan tak lupa selalu memanjatkan doa kepada tuhan.
Setelah
beberapa hari ayah dan ibu berada di Jakarta aku berniat menyusul, tetapi tetap
saja tidak boleh. Setelah mas Bayu sudah sembuh, dia mulai pendidikan lagi
namun mata sebelah kanannya di tutupi oleh kapas, karena luka setelah operasi
belum sembuh total. Karena di kantor itu mempunyai peraturan jika ada salah satu
murit mengalami sakit maka murit itu harus mengulang pendidikan dengan selang
waktu yang ditentukan, tapi jika tidak maka murit itu akan di pulangkan atau
gagal untuk menuju tingkat selanjutnya. Mas Bayu pun akhirnya harus menerima
kenyataan pahit itu dengan mengulang pendidikan, alhamdulillah pihak atasan
memberikan keringanan dengan selang waktu pengulangan selama tiga bulan saja.
Begiulah
sejarah hidup mas Bayu yang begitu bewarna-warni penuh dengan liku-liku hidup, Dan
itu tidak masalah bagi mas Bayu karena dia percaya bahwa tuhan selalu
memberikan renacan terbaik untuknya. Kekagumanku kepada mas Bayu semakin
bertambah karena mas Bayu mampu melewati semua masalah yang di hadapinya dengan
semua kesabaran, kejujuran, dan penuh dengan kerja keras serta tak lupa selalu
berdoa kepada tuhan yang maha esa. Kini mas Bayu telah memitik buah dari pohon
yang selama ini di tanam dengan penuh perjuangan. Semuanya terasa seperti
mimpi, karena mas Bayu sempat berfikir bahwa dia tidak akan menjadi pegawai
bank seperti apa yang sekarang ini dia dapatkan. Terimakasih Mas Bayu karena
selama ini sudah menjadi inspirasi dalam hidupku, agar aku lebih giat untuk
menggapai mimpiku. Tetap lakukan yang terbaik dan juga berikan hasil yang
terbaik.
Komentar
Posting Komentar